Jakarta – Perombakan
Kabinet atau yang biasa dikenal dengan sebutan reshufle adalah hak prerogatif
Presiden Jokowi, dan ia telah melakukan reshufle tersebut dua kali dari awal ia
memimpin.
Reshulfe kedua yang
dilakukannya baru-baru ini menjadi perhatian penuh serta kritik para ahli dan
pengamat. Usaha tersebut dinilai tidak akan berdampak siginifikan terhadap pemerintahannya.
“Reshufle sah-sah saja,
Presiden ini berubah tetapi melihat pengganti dan yang diganti seertinya tidak
akan begitu berubah,” terang Tjandra Setiadji (Andy) saat dihubungi redaksi
menanggapi reshufle yang dilakukan Jokowi beberapa hari lalu.
Menurut Andy, reshufle
kali ini masih penuh dengan syarat politik. Hal itu menurutnya ditandai dengan
beberapa orang yang masuk berlatar belakang partai. Baik dari partai baru masuk
koalisi maupun partai lama yang diganti dengan orang yang separtai.
“Kompisinya masih
bernuansa politik, penggantinya juga banyak dari partai,” tegas Andy yang kini
juga Dewan Pakar IPJI tersebut. Kalaupun bagi dia tidak terlalu bermasalah
identitas orang yang masuk kabinet. “Dari Partai tidak masalah, Cuma nuansanya
saja terkesan masih politis,” Andy menambahkan.
Namun demikian Andy yang
juga pengacara itu berharap tujuan reshufle itu bisa diajadikan momen pernaikan
kondisi bangsa oleh para kabinet baru Jokowi-JK.
“Harapannya adalah
munculnya komitmen baik dari para menteri baru untuk memperbaiki kondisi bangsa
saat ini dan bagi menteri yang tidak diganti biar juga berhati-hati dalam
melaksanakan tugasnya,” pungkas Andy tokoh kelahiran Bagan Siapi-Api itu.
Komentar