![]() |
Elite PKS temui Presiden Joko Widodo di Istana Negara (21/12) |
"Soal reshuffle menurut saya justru itu yang mendekati. Mungkin saja. Tapi saya tidak menuduh ya, mungkin ada agenda itu. Mungkin juga silaturahmi," kata Wakil Sekretaris Jendral Gerindra Abdul Kholik kepada detikcom di Kantor DPP Gerindra, Jl RM Harsono, Ragunan, Jaksel, Selasa (22/12).
Kholik tidak mau berspekulasi lebih jauh. Yang pasti, dirinya mengatakan waktu yang akan menjawab maksud manuver PKS itu. "Kita lihat saja. Nanti kalau reshuffle ada kadernya PKS, ya mungkin saja (pertemuan kemarin meminta kursi -red). Kalau ternyata nggak ada kadernya PKS, ya itu hanya silaturahmi biasa atau bargainingnya soal mental. Kan gitu, jadi logikanya sederhana sekali. Sekarang kita bolehlah menduga-duga, tapi nggak boleh memvonis," ujar pria yang juga tenaga ahli Fraksi Gerindra DPR ini.
Dugaan Kholik manuver PKS terkait reshuffle karena diduga perombakan kabinet akan dilakukan dalam waktu dekat. Apalagi dorongan reshuffle semakin kencang setelah pilkada berlalu.
"Mungkin saja, ini kan isu reshuffle sedang gencar-gencarnya. Rini Soemarno didesak supaya cepat keluar kabinet dan mungkin juga ada restrukturisasi di tingkat kementerian ya. Orang mengatakan PKS ngiler kekuasaan ya silakan-silakan saja," sambungnya.
Kholik pun menilai langkah yang dilakukan oleh PKS sama dengan yang dilakukan oleh PAN, menegaskan sebagai partai oposisi tapi mendukung pemerintah.
"Itu sama dengan PAN berdekat-dekatan dengan penguasa. Secara dari sisi gerakan politik nggak masalah, kalau soal etika persepsi masing-masing orang ya. Menurut kami sah-sah saja parpol berdekat-dekatan dengan pihak besar," katanya.
Kholik menegaskan Gerindra tak merasa dikhianati oleh manuver PKS. Dalam politik, soal manuver pindah kubu itu hal yang sering terjadi. (ab)
Komentar