Memperingati
Hari Pahlawan 10 Nopember 1945, Pemerintah Kota Surabaya kembali
menggelar Parede Surabaya Juang 2013. Tahun ini, Parade Surabaya Juang
melibatkan ribuan orang dari 24 kelompok. Para peserta terdiri dari
unsur pemerintah, veteran, TNI-Polri, mahasiswa, pelajar, serta
komunitas. Selain itu, sepuluh kendaraan tempur jenis panser juga ikut
meramaikan parade.
Surabaya,suaralmpanas.com-Minggu
(10/11) siang, Parade Surabaya Juang diawali dengan teatrikal kolosal
pertempuran 10 Nopember 1945 yang diperagakan oleh Komunitas Pecinta
Sejarah se-Indonesia dan Roode Brug Soerabaia. Teatrikal dilaksanakan
selama 15 menit. Suara dentuman senjata menggema di Jalan Pahlawan,
kembali mengingatkan kita akan peristiwa perjuangan arek-arek Suroboyo
melawan tentara inggris kala itu.
Selesai
teatrikal, sekitar pukul 14.15 wib peserta Parade Surabaya Juang
diberangkatkan oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Para peserta
berjalan menempuh rute sepanjang 3,3 kilometer melewati Jl. Kramat
Gantung, Jl. Gemblongan, Jl. Tunjungan, Jl. Gubernur Suryo, Jl. Yos
Sudarso, Jl. Jaksa Agung Suprapto dan finish di Taman Surya.
Sekitar pukul 15.20 wib para peserta berhenti sejenak di depan Hotel Majapahit dulu bernama Hotel Yamato.
Ditempat
inilah peristiwa perobekan bendera Belanda oleh arek-arek Suroboyo
terjadi. Untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur saat itu,
dilakukan pengibaran bendera merah putih, pembacaan puisi Surabaya karya
Mustafa Bisri oleh pelajar dan mahasiswa Surabaya.
Kemudian
peserta kembali melanjutkan perjalanan hingga finish di Taman Surya.
Dalam perjalanan dari Taman Surya, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini
dan Ketua DPRD Kota Surabaya, Moch. Mahmud terlihat mendorong veteran
perang yang duduk di kursi roda. Didampingi forpimda yang terdiri atas
Walikota Surabaya, Ketua DPRD, Danrem 084 Bhaskara Jaya, Kapolrestabes,
Kapolres Tanjung Perak, Kepala Pengadilan Negeri dan Kajati Sesampainya
di Taman Surya, para peserta Parade Surabaya Juang 2013 disambut ratusan
warga Surabaya yang telah lama menunggu.
Untuk
mendokumentasikan dan memeriahkan kegiatan tersebut, Bagian Humas Kota
Surabaya menyelenggarakan lomba foto perjuangan. Lomba ini diikuti
kurang lebih 200 orang pecinta fotografi Surabaya.
Menurut
Sekrearis Panitia Hari Pahlawan, Yayuk Eko Agustin seluruh warga
Surabaya wajib mengenang peristiwa 10 Nopember 1945. Sebab banyak darah
yang telah dikorbankan oleh arek-arek Surabaya demi merebut kemerdekaan
dari penjajah.
"Surabaya
merupakan satu-satunya kota di Indonesia dengan julukan Kota Pahlawan.
Hal itu tak lepas dari peristiwa heroik yang pernah terjadi di kota ini.
Oleh karenanya, masyarakat wajib mengenang momen Hari Pahlawan sebagai
bentuk penghormatan terhadap pengorbanan para pahlawan," katanya.(sh86)
Komentar