Surabaya,suaralempanas.com-Badan
Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM) Kota Surabaya
menggelar Konsolidasi Perencanaan Penanaman Modal Daerah (KPPMD), Rabu
(30/10), di Rumah Makan Nur Pasifik. Pertemuan ini dilakukan sebagai
sarana bagi aparatur Pemerintah untuk melakukan koordinasi penyusnan
program kegiatan penanaman modal disamping menginventarisasi kendala
atau permasalahan terkait penanaman modal di Kota Surabaya.
Tujuan
dilaksanakan KPPMD ialah untuk mencapai sinergitas dalam pelaksanaan
penanaman modal, utamanya dalam hal mengidentifikasi dan menyusun
program kegiatan serta memecahkan berbagai permasalahan terkait
Penanaman modal.
Menurut
Kepala BKPPM Kota Surabaya, Eko Agus Supriadi menjelaskan sesuai
Peraturan Kepala Badan nomor 14 dijelaskan bahwa untuk menghidupkan UMKM
dan mendorong investasi. Untuk itu, BKPPM mencoba mencari formula
supaya UMKM di Surabaya menjadi maju dan berdaya saing dan investor mau
berinvestasi di Surabaya.
"Tim
BKPPM telah melakukan beberapa evaluasi bagaimana meningkatkan
investasi dan memajukan UMKM di Surabaya. Untuk itu, tahun 2014 kita
akan mencoba program UMKM bisa melakukan kemitraan dengan perusahaan
besar skala nasional. Makanya, perusahaan-perusahaan besar tersebut kita
undang supaya mereka mengetahui program Pemkot Surabaya mengenai
kemitraan dengan UMKM," terang Eko.
Eko
menambahkan tahun ini sudah terjalin kemitraan UMKM dengan Apresindo
dengan menggandeng UMKM sepatu dan tas. Produk mereka selalu diikutkan
pameran di Jakarta. Sebelum dipamerkan, mereka mendapatkan pelatihan,
pembinaan kualitas produk, dan desain produk. "Ternyata hasilnya sangat
luar biasa, ada pengusaha dari Skandinavia yang tertarik dengan produk
UMKM kita," tukasnya.
Tahun
depan BKPPM akan terus bekerja keras untuk mengajak investor maupun
perusahaan skala nasional mau menginvestasikan modalnya ke Surabaya.
Namun, mereka juga harus melakukan kemitraan dengan UMKM. Untuk
meyakinkan para investor BKPPM akan mengajak UMKM yang telah memiliki
daya saing tinggi.
"Apalagi
ada garansi dari Pemeritah dan lagi diperkuat dengan penandatanganan
perjanjian. Saya yakin para investor mau mengikuti aturan investasi yang
kita berikan. Sehingga, UMKM kesejahteraan UMKM meningkat dan
pertumbuhan ekonomi di Surabaya juga meningkat," imbuhnya.
Senada
disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pemerintah Kota (Bappeko)
Surabaya, Agus Sonhadji menuturkan sesuai amanat UU yakni menarik
investor dan mengembangkan UMKM dengan pola kemitraan. Ia mencontohkan
di China menurut informasi yang ia peroleh pemerintah China sangat
memperhatikan UMKM. Buktinya, banyak perusahaan besar yang produknya
dibuat oleh UMKM.
"Para
perusahaan tersebut memberikan pelatihan kepada UMKM disana bagaimana
cara membuat produk. Kemudian, mereka disuplai bahan baku dan alat. Para
UMKM ini tidak perlu bingung mengenai pemasaran. Dan perusahaan
tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi untuk mendirikan pabrik.
Saya rasa model tersebut bisa diterapkan di Surabaya," tukasnya.
Untuk
itu, Lanjut Sonhadji perlu ada keterlibatan SKPD terkait sesuai Tupoksi
mereka untuk mendorong dan membantu supaya investor bisa dengan mudah
mengurus perijinan. Sehingga,mereka mau menginvestasikan modalnya di
Surabaya. (sh86/kms)
Komentar