Barru, Sulsel -- “Teruslah menjadi universitas yang inovatif dan membawa panji perubahan” Tulis Presiden pada papan kesan dan pesan di lokasi Tambak pendidikan Universitas Hasanudin (Unhas) di desa Bajo, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan saat melakukan kunjungan kerja disana, Sabtu (22/2)
Tambak Pendidikan seluas 21 hektar ini dikelola oleh Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Unhas dan menjadi tempat latihan, pendidikan,serta penelitian bagi para Mahasiswa. Pada kesempatan ini, di hadapan Presiden RI, Ibu Negara dan rombongan anggota Kabinet, Prof.Yoshinta peneliti senior dan peracik formula vitomolt (suatu formula yang terbuat dari sari bayam yang secara biologis melunakkan dan melepaskan cangkang keras kepiting soka)
memaparkan hasil riset dan produksi skala kecil tambak tersebut. Formula ini dijual dengan harga murah untuk membantu petani melakukan budidaya yang sama.
Limbah produksi berupa cangkang kepiting kemudian juga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk dan dapat juga menjadi citosan anti bakteri tumor. Sementara, kalsium dari cangkang bisa dibuat sebagai bahan pasta gigi dan tulang tiruan. Dengan demikian, tidak ada hal yang terbuang dari upaya budidaya kepiting tulang lunak ini.
Selain melakukan budidaya kepiting soka bertulang lunak, tambak ini juga membudidayakan udang, ikan nila, kima langka atau giant clam berdiameter hingga satu meter, kuda laut, dan rajungan. Nilai tambah ekonominya sangat signifikan dan memiliki prospek bisnis. Sambil meninjau lokasi, Presiden SBY menyempatkan mencicipi kepiting tulang lunak goreng tepung (kepiting soka crispy). Sambil mengacungkan jempol, Presiden SBY memuji kelezatannya.
Dalam sambutannya Presiden SBY mengajak civitas akademika Unhas untuk terus berupaya memajukan perekonomian utamanya melalui pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Presiden SBY juga memberikan penghargaan tinggi kepada Unhas yang merupakan salah satu
sentra penelitian unggulan di Asia Tenggara.
Seiring pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk tentu kebutuhan bahan pangan juga akan meningkat. Peningkatan kebutuhan pangan menuntut Indonesia mampu menyediakan bahan pangan lebih banyak lagi, karenanya, pengembangan inovasi penting bagi peningkatan produktivitas.
Di akhir kunjungannya, Presiden SBY dan rombongan dihibur lagu “rinduku padamu” oleh paduan suara mahasiswa. Lagu karya Presiden SBY itu mendulang tepuk tangan keras. Sejenak sebelum meninggalkan lokasi, Presiden SBY menyalami para mahasiswa yang hadir.
Seorang mahasiswa yang tak dapat berjabat tangan langsung dengan Presiden, Siti Rafiah Darajat (20 thn.) berkomentar “tadi saya jam 4 pagi berangkat dari kampus, tunggu kedatangan Bapak. Kemarin saya juga lihat Bapak di jalan, saya lihat bapak berkarisma. Kalau saya bisa ketemu langsung, saya ingin bilang "terus berkarya" kepada Bapak. Kalau lihat pemberitaan di media, saya rasa tidak semuanya seperti itu, Dari 10 tahun bapak berkarya di Indonesia, lebih banyak yang positif daripada yang negatif” ujarnya. (red)
Komentar